Kerajaan
Budha di Indonesia
a. Kerajaan Kalingga / Holing
(Jawa Tengah)
Diperintah oleh Ratu Sima,
rakyat hidup makmur dan tenteram. Tahun 664, datang seorang pendeta Budha dari
Cina bernama Hwining, ia menerjemahkan kitab-kitab agama Budha Hinayana.
Rakyat Kalingga memeluk agama
Budha Hinayana. Pendeta yang terkenal bernama Juanabadra.
b. Kerajaan sriwijaya
- Berdiri abad ke-7 M di
Sumatera.
- Pusat kerajaan di Palembang,
Sumatera Selatan (di muara S. Musi)
- Mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Balaputeradewa
Berita tentang Sriwijaya dapat
diketahui dari 5 buah prasasti.
· Prasarti Kedudukan dan Bukit dekat Palembang,
Sumatera Selatan.
· Prasasti Talang Tuo dekat Palembang.
· Prasasti Telaga Batu dekat Palembang.
· Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangka
· Prasasti Karang Berahi di daerah Jambi.
Wilayah Kerajaan Sriwijaya,
yaitu hampir seluruh pulau Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Semenanjung
Melayu, Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda. Sehingga Sriwijaya disebut
kerajaan nasional pertama. Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat dapat
menguasai selat Malaka, Karimata, dan Sunda sebagai jalur perdagangan India
dan Cina sehingga Sriwijaya disebut Kerajaan Maritim. I-Tsing adalah pendeta
Budha berasal dari Cina memperdalam agama Budha dan menterjemahkan kitab Suci
Budha yang berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Cina dan banyak menulis tentang
Sriwijaya. Dua orang mahaguru agama Budha dari India adalah Sakyakirti dan
Dharmapala.
- Keruntuhan Sriwijaya
Pada abad ke-11 (tahun 1025)
kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Apalagi setelah diserang oleh Raja
Colamandala dari India Selatan. Raja Sanggarama Wijaya tunggawarman ditawan
oleh musuh. Pada tahun 1377, kerajaan Majapahit menyerbu kerajaan Sriwijaya.
- Kejayaan Sriwijaya berhasil
menjadi kerajaan besar karena faktor berikut :
a) Sriwijaya merupakan
persimpangan dan pusat lalu lintas antara India dan Cina
b) Sriwijaya sebagai kerajaan
maritim dan pusat perdagangan di Asia Tenggara
c) Sriwijaya sebagai pusat
pendidikan dan penyebaran agama Budha
- Sriwijaya berhasil mendirikan
bangunan suci. Bangunan suci antara lain : Candi Muara Takus yaitu candi yang
berbentuk stupa dari biara Bahal.
2. Peninggalan Sejarah yang
bercorak Budha
a. Bidang Agama
1) Agama Budha disebar di Pulau
Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
2) Candi Borobudur sebagai tempat
ibadah agama Budha.
b. Bidang Politik
- Kerajaan yang bercorak Budha
Sriwijaya di Sumatera dan Kalungga (Jawa Tengah)
c. Bidang Seni
1) Candi
a) Candi Borobudur (Kab. Magelang,
Provinsi Jawa Tengah). Didirikan pada tahun 824 Masehi (746 Saka) oleh Raja
Mataram bernama Samaratungga, dari keturunan Syailendra. Candi ini didirikan
untuk menghormati pendiri Dinasti Syailendra. Raja-raja Syailendra menganut
agama Budha Mahayana. Bangunan candi terdiri dari 10 tingkat yang dibangun
menjadi 3 bagian. Seluruh bangunan candi memuat relief, antara lain :
- Karmawibangga, yaitu relief
yang menggambarkan berlakunya hukum sebab akibat (karma) bagi yang melakukannya.
- Lalitavistara, yaitu (kisah
sandiwara). Kehidupan Budha yang bergelimang harta hanyalah sandiwara belaka.
- Awadana dan Jataka, relief ini
menggambarkan tentang kehidupan Budha di masa lalu (Awadana) dan kisah tentang
perbuatan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).
Sejak ditemukan kembali tahun
1814, mulai dilakukan usaha-usaha perbaikan diantaranya :
- 1907 – 1911, dipimpin Tb. Van
Erp (orang Belanda).
- Tahun 1956, UNESCO mengirim
utusan Dr. Coremans dari Belgia untuk penelitian akibat kerusakan candi.
- Tahun 1971, Menteri Pendirikan
dan Kebudayaan RI membentuk badan pemugaran candi.
- Tahun 1973 – 1983, pemugaran
ke-2 dan mendapat bantuan dari UNESCO.
b) Candi Mendut
Didirikan oleh Raja Indra tahun
824 terletak di sebelah timur Candi Borobudur. Ada 3 patung Budha yaitu,
Cakramurti (duduk bersila), Awalokiteswara dan Maitrya.
c) Candi Kalasan
Didirikan tahun 778 M oleh
keluarga Syailendra sebagai bangunan suci Dewi Tara yang diduga isteri dari
Budha. Didalamnya terdapat arca Dewi Tara terbuat dari perunggu.
d) Candi-candi di Jawa Timur,
antara lain : Candi Kidal (Malang) pada masa Raja Anusapati, Candi Jago
(Malang) pada masa Wisnuwardana, Candi Jawi (dekat Prigen) masa Kertanegara
sebagai Candi Siwa Budha, Candi Panataran (dekat Blitar).
e) Candi-candi Budha di Sumatera ;
Komplek Candi Padang Lawas (Tapanuli), Candi Muara Takus (Jambi).
f) Candi-candi Budha di Jawa Barat
; Candi Jiwo (Batu Jaya, Karawang), Candi Bindongan (Karawang), Komplek Candi
Cibuaya (Cibuaya, Karawang).
g) Candi-candi Budha di Jawa
Tengah ; Candi Mendut (Magelang), Candi Pawon (Magelang), Candi Borobudur
(Magelang).
h) Candi Budha di Yogyakarta ;
Candi Sari, Candi Sewu, Candi Kalasan.
2) Patung Budha
Wujudnya Sang Budha tampil
dalam berbagai posisi, tiap posisi mengandung arti / makna dan menghadap ke
arah tertentu.
3) Prasasti
a) Kedukan Bukit (683), Pulau
Talang Tuo (684), Pulau Telaga Batu. (ditemukan dekat Palembang).
b) Pulau Kotakapur (dekat Bangka).
Pulau Karang Berahi (dekat Jambi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar